HER

Well, akhirnya gue ngereview film lagi. Film The Fault In Our Stars ini emang udah keluar beberapa hari lalu dan gue akhirnya berani nonton sendiri di Lotte Shopping Avenue jam 13.00 tanggal 28 Juni 2014 kemaren. Gue gak mau ngasih tau tetek bengek kandungan film macam siapa sutradarnya atau siapapun karena lo bisa cek sendiri di google atau wikipedia sekalian. Film ini bercerita tentang seorang gadis penderita kanker, Hazel Grace Lancaster, yang akhirnya jatuh cinta dengan survivor cancer, Augustus Waters. Mereka ketemu di kelompok pendukung kanker di sebuah gereja deket rumah mereka. Gus, sudah 14 bulan dinyatakan bebas dari tanda-tanda kanker namun hanya berkaki satu dan kaki satunya lagi menggunakan kaki robot. Gus adalah cowok yang bego, pinter, lucu, imut, romantis, ganteng, optimis, dan baik. Sedangkan hazel malah kebalikannya, cewek sarkastik yang pesimis dan gak menganggap dirinya cantik. Mereka bertukar novel kesukaan dan akhirnya ngefans sama penulis novel kesukaan ...

Rise and shine, Fellas! Gue baru bangun tidur dan langsung kepikiran buat nulis ini. Sebenernya sih udah lama mau nulis tentang ini, cuma ya biasa, males. Sekarang kepala gue ada di tepi kasur dengan badan yg ada di bawah kasur, yup imagine that. Gue juga gak tau hari ini musti masuk kuliah apa kaga. By the way, gue pengen banget ngebahas tentang bully. Actually lebih tepatnya lagi, pengucilan. Jadi ada salah satu temen gue yang kalo diperhatiin, dia memang kayak kutu loncat. Lompat kesana kemari, nimbrug kotak satu ke kotak lainnya. Kotak yang gue maksud adalah geng. Temen gue yang satu lagi bilang kalo si kutu loncat ini memang gak punya temen dan akhirnya dia loncat kemana-mana. Maksud gue, dia gak tau dia fits in dimana. Ternyata, dia dikucilkan karena kepo alias pengen tau urusan orang, dan suka ngikutin style orang. How lame. Jadi begini, gue denger dari salah satu sumber yang ngomong kalo si kutu loncat ini "gak punya temen gara gara suka ngikutin fashion style gue...