Magenta nailed it
I've been doing so many things in my life but love's the last priority for me. And if you're wondering why, dont. Because you guys have to read this post and figure it out by yourself. It you nail it, then congrats. But if you dont, just keep in mind that life's a secret.
Sebenernya urusan hati itu urusan yang paling krusial du dunia ini. Kenapa? Soalnya kita butuh hati. Some of you prob'bly will say kalo otak lebih penting. Gue sebagai penganut pemikir otak bahkan mengakui kalo hati jauh memakai porsi kepentingan lebih besar. Karena hati yang mengatur segalanya. Mulai dari iman, perbuatan, keputusan, dan cinta dan sebagainya. Otak melakukan hal-hal tanpa memikirkan perasaan, salah satu hal berharga di diri kita. Hati melakukan segalanya bergerak pasti, walaupun otak berkata itu agak berlebihan. Otak gue bilang omongan gue gak penting. Tapi hati gue bilang gue butuh nyebarin tulisan ini ke orang lain, to you guys. Supaya kita bisa sadar betapa tidak sinkronnya mereka -hati dan otak- dan betapa kita memerlukan mereka secara bersamaan.
Gue pernah bilang ke seseorang, sebut saja Bunga, kalo kita ini punya pilihan. Kita selalu punya pilihan. Kita punya waktu untuk membuat keputusan. Membuat keputusan yang bersumber dari hati tentu saja.
Hidup ini sederhana. Kita mengambil keputusan dan kita gak boleh menyesalinya. Namun kadangkala, keputusan yang kita punya berkisar di antara pilihan yang gak banget. Seperti lo musti bersikap gimana sama seorang cowok yang lo gak suka -apakah lo jauhin secara frontal atau lo bersikap biasa aja dan gak bilang kalo lo gak suka sama dia dan ngebuat dia kalo lo juga suka sama dia.
Iya. Hidup ini ribet.Kita dikasih pilihan tapi bingung mau milih yang mana. Ngeyakinin diri buat bikin benteng supaya sepi atau malah bikin parade supaya rame?
The thing is, we never know how our decisions can change our life. Even the simpliest thing. Gue pernah ngalami sebuah kejadian dimana gue mulai mendekripsikan hidup ini lebih dari sekadar hitam dan putih. Gue selalu mendeskripsikan diri gue dengan suatu warna when I have one moment that fits in to be told. Dan saat itu gue adalah magenta.
Gue menarik perhatian orang-orang lewat sesuatu dan disatu sisi gue marah sama diri gue sendiri kenapa bisa menarik perhatian sebegitu besarnya. Dan perhatian yang gue tarik hanya berlangsung gak kurang dari 5 menit tapi keinget sampe seumur hidup, kayaknya. Gue baru ngeh apa yang terjadi sama diri gue saat crowd udah bubar. And I thought it was good but it's not. It's horrible. Worst thing ever happened to my life. Can you imagine that?
Dan sekarang gue mungkin udah nanem satu-satu apa arti hidup dan kapan gue musti make otak dan hati gue. Secara sendiri-sendiri atau mungkin gue pakai bersamaan. The thing is, that people that embarassed me, well, no I'm not mad, I'm just thinking what's the point for doin that? So no one calls you gay? So no one calls you manly eventhough your pyschical says different?
Gue harus marah gak? Harusnya sih iya, but since I'm a nice girl, I forgave that thing immediatelly. Dan sekarang kenapa si pelaku yang jadinya ngejauhin gue ya? Apakah itu cara dewasa buat dia? Menghindar dari masalah yang dia buat? Dan harus selalu gue yang bersikap professional seolah hal itu gak pernah kejadian? Dan harus selalu gue yang menjauh pelan-pelan dari sekitar dia walaupun sebenernya gue gak pernah disekitar si pelaku?
Komentar
Posting Komentar