What 's it like to do PI?

Sekarang lagi jamannya PI gak, sih?

Mungkin di setiap kampus namanya beda-beda ya, yang pasti sih ini semacam pre-skripsi gitu. Setahuku, ini untuk syarat lulus untuk D3 (maafkeun kalau salah). Di kampus temen gue malah namanya MP, metodologi penelitian, bukan PI alisan Penulisan Ilmiah. Kayaknya isinya sama aja, Cuma beda nama.

Sekarang, semester ini, gue juga lagi sibuk PI. Dapat dosen bimbingan yang emang gue incer dari pertama kali diajarin doi, kira-kira pas semester 2. Dosennya cewek, umurnya udah 40-an kayaknya tapi masih cantik, ibu-ibu terpelajar gitu lah. Udah S3, di Prancis dan sering banget gak masuk kelas atau gak bisa bimbingan karena ikut seminar atau conferences di dalam maupun di luar negeri.

Kalau lagi kuliah, doi semacam dosen yang bener-bener focus mau ngajar apa, kalau kitanya ribut, doi negur, gitu-gitu lah. Jadi pas tahu kalau doi beneran jadi dosen pembimbing gue, HOLY FREAKING SHOOT (yes, I am that pathetic to use the real words), gue seneng banget. Sampe sujud syukur di kost-an temen karena waktu itu emang lagi ngungsi di sana pas ada beberapa jam kosong. Sampe rumah pun gue pamer ke bokap nyokap kalau gue dapat dosen yang gue idam-idamkan.



I had this happy yet panic face at the same time. On the other side, I was so happy she picked me and on the other side, I was frustrated with a lot of ‘what if’s in my mind. Gimana kalau doi marah-marah karena gue sering bimbingan tapi gak acc-acc? Gimana kalau doi ngelempar kertas gue karena tulisan gue bener-bener ngaco? Gimana kalau doi keseringan gak di kampus dan gue beserta mahasiswa-mahasiswa lain yang dosbing doi juga jadi terluntang-lanting (gini gak, sih, tulisannya?)? dan banyak lagi gimana kalau-gimana kalau lainnya.



Kenyataannya, doi saat bimbingan beda 1800 dengan saat di kelas sebagai dosen biasa. Doi baik banget, senyum setiap gue nanya atau ngomong, gue nanya banyak-banyak pun doi jabanin. Mungkin dosbing memang seharusnya kayak gitu tapi dari beberapa ‘temen’ yang gue denger, dosbing mereka ya biasa aja. Bahkan doi ngasih tahu banget salahnya dimana dan sebaiknya diganti apa walaupun y’all know my brain capacity, gue susah ngerti doi ngomong apa sehingga gue harus puter otak gimana caranya nanya hal yang sama tapi dengan rangkaian kalimat berbeda.

Bahkan sebenarnya sekarang ini Bab 1 gue masih harus diperbaiki (typical, right???) tapi terus doi nanya gue udah dapat pabrik untuk KP (Kerja Praktek) belum. Gue bilang gue udah dapat tempat, udah telfon segala macam dan disuruh datang aja bawa proposal (yang belum kelar-kelar ini) dan kemudian doi bilang setelah proposal ini diperbaiki, langsung bawa aja ke pabrik tersebut. Mungkin setelah ini doi mau langsung acc-in semua ya. AMEN.

Nabilah sudah acc, lho, guys. Ingat kan, dia siapa? Ya, coba baca postingan-postingan sebelumnya.

2016 is freaking wild ride for me so far. Gimana enggak, di tahun ini gue bisa mengikuti MEU (eh, I haven’t told ya about it yes?) di Yogyakarta. Di Yogyakarta gue banyak menemukan hal menarik (Seriously tho, gotta write a post about it I guess). Di 2016 juga gue menemukan satu hal yang dulunya gue pikir sebaiknya gak dilakukan (no not run away from home) yaitu it’s okay to get rid of people you don’t want to from your life.

I, from the first place, do belong to friendless word. I do not intent to have so many friends in my life like dude can you please stay away a while? Maybe all I need is like 1-2 friends or else I’ll get frustrated. Mungkin guenya aja yang emang gak pengen attached sama banyak orang, ngegerahin dan ngerepotin sebenarnya.

Anyway, that’s all for tonight. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW: The Face Shop VS Skin Food

Summer Beauty Tip

Son-In-Law