Kepastian diam-diam

Gue waktu itu secara gak sengaja menemukan sebuah kata "ketidakpastian". Bukan menemukan sih, tapi memberikan definisi tersendiri tentang apa itu "ketidakpastian". Dan ini gue jadiin trademark, gue gak tau apakah ada yang sebelumnya memakai kalimat ini tapi gue rasa belum ada.

Gue punya seorang temen, sebut saja Bunga. Dia ini memliki cerita kasih tak sampai yang kata orang-orang menyedihkan. Tapi gue, bahkan sebagai sahabatnya, gak sekalipun mendukung dia. Gue gak membela dia atas kisah dia. Justru gue yang selalu mengingatkan dia bahwa dia bukan korban, dia adalah pelakunya.

Pernah gak kalian disukai sama orang dan kalian malah ilfil sama tu orang? Bunga had. Salah satu classmate kita secara terang-terangan mendekati dia dan Bunga secara terang-terangan pula menolak cowok itu. Cowok itu sering menyanyikan lagu-lagu cinta yang dia bilang itu khusus untuk Bunga, cowok itu mengatakannya didepan teman-teman sekelas lainnya dan dia gak malu dengan kelakuannya itu. Cowok itu juga suka cemburu terang-terangan jika Bunga duduk sebangku dengan cowok lain. Bunga gak sekalipun menggubris cowok itu dan untungnya cowok itu gak pantang menyerah, dia terus mengejar Bunga sampai hampir setahun.

Namun pada suatu hari, cowok itu berhenti. Dia berhenti mengejar Bunga dan membiarkan Bunga. Bahkan berhenti untuk menyapanya. Awalnya Bunga santai sampai ketika kami berdua main buka-bukaan dan dia mengatakan dia suka dengan cowok itu. Siapa yang harus kita salahkan disini? Cowok itu for being inpatience karena harusnya dia menunggu Bunga just a lil bit longer? Atau Bunga karena menolak dengan cara yang salah? I'm the type of girl yang gak memihak seseorang karena ikatan tertentu. If you're wrong, I'll tell you that eventhough you're my teacher, family, or even bestfriend. 

Maksud gue adalah, kalo dia emang gak suka, do it gently. Jangan secara bertubi-tubi bikin orang sakit hati karena cara lo menolak dia. Bunga bilang dia merindukan saat-saat cowok itu melakukannya dengan manis dan unpredictable. Gue bilang "mamam!". Kejam? I dont think so. It's the price she should pay for. Sekarang dia cuma bisa gigit jari kalo liat cowok itu lewat depan dia tanpa mengatakan apa-apa bahkan tanpa melirik.

Pernah ada suatu ketika gue yang lagi berdiri sama Bunga pengen minta foto bareng cowok itu. Sebenernya yang minta foto bareng itu gue dan ketika cowok itu menoleh karena panggilan gue ke dia, dia malah menoleh ke arah Bunga dan menggeleng. Mungkin dia mikir kalo Bunga juga bakal ikutan foto bareng dia. Padahal mah enggak. Bunga juga gengsi.

Ada juga suatu ketika gue memanggil cowok itu dan berniat mengatakan kalo gue ngeliat dia kemaren malam di suatu jalan di daerah Kampung Melayu situ. Belum sempat gue ngomong :

Gue: Eh, gue kemaren ngeliat elo tau. 
Cowok itu : Iya gue juga ngeliat elo di hati gue.

Wait a second, it's not for me. Saat itu gue sedang duduk bareng Bunga ketika cowok itu lewat dan gue berusaha menginterupsi dia yang lagi jalan. Gue berbicara ke dia dengan menatap matanya (yup, gue suka menatap mata orang) dan cowok itu malah membalas kata-kata gue namun dengan menatap Bunga yang ada disebelah gue tapi si Bunga lagi menatap ke arah lain. Kemudian, cowok itu langsung pergi begitu saja. Begitu gue cerita tentang hal ini ke Bunga, dia gak tau harus memberi respon apa atas cerita gue.

Setelah itu, kita berdua gak pernah lagi ngeliat cowok itu atau mendengar kabarnya. Lalu Bunga cerita ke gue kalo dia udah tau kabar cowok itu. Dia kuliah di universitas swasta yang punya nama besar di Jakarta jurusan Teknik. Sampe sekarang Bunga masih suka cerita tentang hal-hal yang secara gak langsung nyamber-nyambernya tentag cowok itu. Dia bilang dia cuma menyesal udah berbuat jahat ke cowok itu yang bahkan gak pernah bikin salah ke dia.

Ketidakpastian yang menghasilkan kepastian diam-diam.

Maksudnya, cowok itu membuat rasa ketidakpastian untuk Bunga. Sehingga akhirnya mereka menyerah pada diri mereka sendiri, mereka mengumumkan kepastian yang akhirnya datang. Mungkin untuk yang terakhir kalinya diantara mereka. Kepastian itu diucapkan diam-diam. Masing-masing dari mereka sudah sepakat untuk akhirnya membuat kepastian tanpa saling membicarakan kapan dan apa hasil pembicaraan itu. Karena mereka melakukan kesepakatan untuk sama-sama mundur dan berusaha melupakan apa yang udah terjadi waktu itu. Karena kesepakatan itu dilakukan dalam diam dan diam-diam. Kepastian yang masih menggantung di udara.

Kepastian yang bahkan mungkin masih bisa diubah kalau ada yang mau bergerak duluan. Mau menyesal? It's lame, honey. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kokoru Paper

Royalti 54'13